Minggu, 03 Mei 2009

Abon Ikan

1. Pendahuluan

Abon merupakan salah satu produk olahan yang sudah dikenal oleh orang banyak dan umumnya abon diolah dari daging sapi. Oleh sebab itu, abon sapi lebih dikenal oleh masyarakat luas. Pembuatan abon merupakan salah satu alternatif pengolahan ikan. Hal ini, dilakukan untuk mengantisipasi kelimpahan produk ataupun untuk penganekaragaman serta diversifikasi produk perikanan. Pengolahan abon hanya merupakan pengeringan bahan baku yang telah ditambahkan bumbu-bumbu untuk meningkatkan cita rasa dan memperpanjang masa simpan (Leksono dan Syahrul, 2001).

Jenis ikan yang digunakan sebagai bahan baku abon belum selektif, bahkan hamper semua jenis ikan dapat dijadikan abon. Namun demikian, akan lebih baik bila dipilih jenis ikan yang mempunyai serat yang kasar dan tidak mengandung banyak duri (Leksono dan Syahrul, 2001).

Abon ikan merupakan bentuk awetan ikan. Produk ini dibuat karena adanya produk yang melimpah atau ikan yang kurang diminati jika dikonsumsi langsung. Pengolahan ikan menjadi abon dapat dilakukan untuk memberi rasa pada produk lain yang tidak memiliki nilai jual sehingga abon ikan dalam pembuatannya sering dicampur dengan bahan berserat lain (Suhartini, dkk, 2005).

Tahapan dalam pembuatan abon ikan adalah ikan dibersihkan dari sisik, sirip dan isi perutnya. Kemudian, dicuci hingga bersih dan dikukus hingga matang. Didinginkan dan dagingnya dihancurkan dengan gilingan daging atau garpu. Setelah itu, bumbu dihaluskan dan ditumis hingga wangi, kemudian dimasukkan daging ikan yang telah dihancurkan dan ditambahkan santan kental. Ditiriskan dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya lalu didinginkan. Abon siap untuk disajikan atau dikemas ( Suhartini, dkk, 2005).

2. Alat dan Bahan

Alat:

  • Pisau

  • Timbangan

  • Kompor

  • Talenan

  • Wajan

  • Cobek

  • Baskom

  • Sutil

  • Garpu

Bahan

  • Ikan Tongkol

  • Bawang merah

  • Bawang putih

  • Daun salam

  • Gula merah

  • Gula putih

  • Lengkuas

  • Santan

  • Minyak goreng

3. Cara Membuat

Pada pembuatan produk abon ikan , bahan yang digunakan adalah ikan pindang tongkol. Hal yang pertama dilakukan adalah pencucian ikan. Pencucian ini dilakukan untuk menghilangkan lumut ataupun kotoran yang terdapat pada ikan. Selain itu juga untuk mengurangi mikroba yang ada pada ikan.

Selanjutnya ikan disiangi dengan cara membersihkan sisik, membuang bagian kepala, isi perut, maupun sirip ikan agar tidak mempengaruhi kualitas abon. Kemudian ikan dipotong menjadi bagian yang lebih kecil dan dicuci dengan air bersih yang mengalir untuk menghilangkan darah, lendir dan kotoran.

Daging yang telah disiangi kemudian direbus atau dikukus selama ± 60 menit. Tujuan dari perebusan ini agar daging ikan menjadi lunak dan mudah dihancurkan. Setelah matang ikan ditiriskan dan didinginkan bertujuan agar air rebusannya cepat hilang.

Setelah itu daging ikan dicabik-cabik dengan garpu sehingga menjadi serat-serat halus. Daging ikan yang dicabik-cabik memberikan tekstur pada abon ikan yang dibuat. Pencabikan daging ikan ini sebaiknya dilakukan pada saat daging ikan masih dalam keadaan panas.

Tahap selanjutnya adalah pembuatan bumbu. Sebenarnya bumbu abon dapat disesuaikan dengan selera masing-masing, apakah abon yang akan dibuat akan mengandung rasa pedas, manis atau asin. Komposisi bumbu yang digunakan pada praktikum ini adalah bawang merah 15 butir sebagai penyedap dan pengawet. Bawang putih 10 butir sebagai penyedap, antioksidan. Untuk memberi aroma digunakan daun salam sebanyak 4 lembar. Gula merah 250 gram untuk memberikan warna coklat pada abon. Sedangkan gula putih 100 gram sebagai pemberi rasa manis pada abon. Asam jawa digunakan untuk menciptakan rasa asam sehingga tercipta rasa yang khas pada abon. Bumbu yang lain adalah lengkuas yang berfungsi sebagai pelunak daging dan pemberi rasa, serai 2 batang sebagai pemberi aroma.

Semua bumbu tersebut dihaluskan dengan cobek. Selanjutnya bumbu tersebut ditumis sampai tercium bau harum. Tujuan ditumis adalah agar bumbu yang dihancurkan tadi bisa cepat masak dan memberi rasa atau aroma yang enak pada abon.

Setelah itu dimasukkan santan kental untuk memberikan rasa gurih pada abon. Komposisi dari bumbu-bumbu tersebut menjadikan abon mempunyai aroma yang khas. Selanjutnya bumbu tersebut ditunggu sampai mendidih sambil diaduk hingga santan tinggal setengah.

Serat daging dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam tumisan bumbu. Hal ini dilakukan agar bumbu bisa meresap pada serat daging ikan. Sambil menuggu abon matang, maka dilakukan pengadukan agar tidak gosong. Tanda abon yang sudah matang adalah jika teksturnya benar-benar kering dan berwarna coklat. Setelah semua proses selesai, abon didinginkan dan siap disajikan.


DAFTAR PUSTAKA

Leksono, T dan Syahrul. 2001. STUDI MUTU DAN PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP ABON IKAN. http :// www.unri.ac.id. Diakses tanggal 4 Mei 2006

Suhartini, S dan N. Hidayat, 2005. OLAHAN IKAN SEGAR. Trubus Agrisarana. Surabaya

Setiawan, S., 2003. PENGARUH LAMA PEREBUSAN DAN PEMBERIAN KONSENTRASI GARAM (NaCl) yang berbeda terhadap mutu produk PINADANG CUMI-CUMI (Loligi pealei)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar